Home - About - Sitemap - Contact - Link
::: Zona Ekspresi adalah Majalah sekolah, yang ada di SMA Negeri 1 Padangan :::

Friday, February 13, 2015

cerpen new new Tak Seperti Yang Dulu *edisi 7

7:58 PM


Tak Seperti pagi yang dulu
Pagi ini begitu sepi, pagi ini semuanya berubah menjadi sunyi. Tak ada yang mampu mengeluarkan kata-kata ataupun sebuah harapan untuk masa depan, semuanya terdiam, membisu. Tak ada lagi ayam berkokok bersahutan, ataupun suara kicauan burung yang biasanya  begitu khas melukiskan suasana pagi. Semuanya terdiam, semuanya membisu semuanya mematung dan tak mungkin dapat digerakkan lagi.
Pagi ini tak seperti biasanya. Pagi ini menjadi pagi paling hampa yang pernah kurasakan. Bagaimana tidak? Kau tau? Pagi ini aku melihat separuh dari jiwaku pergi, menjauh dariku yang mungkin tak akan pernah kembali kepadaku. Separuh jiwaku telah pergi ke angkasa luas yang tak mungkin dapat kembali lagi. Yah, kurasa gaya gravitasiku tak akan cukup kuat untuk menariknya kembali. Dia tak kan mungkin kembali.
Pagi ini aku benar-benar muak. Bagaimana mungkin dia meninggalkanku tanpa memberikan suatu kesan  perpisahan yang hebat? Dia hanya meninggalkan sebuah kenangan yang membuatku semakin muak mengingat ataupun melihat wajahnya yang tampan itu. Dia meninggalkan kenangan yang benar-benar mampu membuatku semakin gila. Kenangan yang membuatku merasa menjadi seseorang yang bodoh sepenuhnya.
Pagi ini dia meninggalkanku dengan alasan yang sangat memuakkan, “Kau terlalu manja Je” ucapnya seraya menatapku dengan tatapan datarnya seperti biasa. Sementara aku hanya mampu tersenyum, sebuah senyuman sinis. “Kau tak bisa dewasa, emosimu terlalu labil!” tambahnya yang membuatku semakin muak melihatnya. “Lalu apa maumu??” tanyaku seraya mengangkat wajahku. Dia menatapku sekilas, kemudian menundukkan kepalanya menghindari tatapan tajamku ke arahnya. “Kita putus.” jawabnya pelan lalu menepuk pundakku pelan.
Pagi ini aku benar-benar gila, bagaimana mungkin aku menangis karena hal sepele seperti itu? Dan bagaimana mungkin otakku dengan cepatnya memutar memori kenanganku dengannya? Seperti saat ini, aku melihat sebuah bayangan nyata yang sedang berputar di otakku. Aku melihat bayanganku sendiri yang tengah tersenyum manis ke arahnya, sementara dia berjalan perlahan mendekat ke arahku. “Kau sangat manis Je” bisiknya pelan saat dia tepat berada di depanku yang membuat sebuah senyuman merekah ruah di bibir tipisku. Tanganya perlahan menggenggam tanganku, sementara aku hanya terdiam seraya menyembungikan rona merah yang menyembul dari kedua pipiku.
Pagi ini aku lebih muak pada sosokku yang dulu. Bagaimana mungkin dengan mudahnya aku menyerahkan seluruh hatiku kepadanya? Dan aku bahkan tak menyisakan secuil hatiku untuk kusimpan sendiri. Tuhan, andai waktu dapat kuulang kembali, aku akan berjalan ke arahnya lalu meludah tepat di wajahnya yang tampan itu. Atau mungkin aku akan membuang setiap untaian bunga yang selalu dia berikan di setiap pagi
Pagi ini aku akan berhenti menangis. Yah pagi ini adalah awal dan akhir tangisanku. Aku tak mau melanjutkannya. Ini sudah terlalu sakit dan aku juga terlalu muak dengan semuanya. Pagi ini aku akan berusaha kuat, bukankah aku pernah hidup tanpanya? Pagi ini aku akan menjadi sosokku yang dulu. Sosokku yang tak pernah mengenal seorang pemuda yang bernama Adrian Obi saputra
Pagi ini aku akan mulai kembali tersenyum, meskipun tanpa kehadirannya lagi. Aku akan melupakan semua tentangnya. Melupakan setiap perkataan-perkataan bijaknya. Aku akan melupakan setiap hembusan nafasku yang kulalui bersamanya.
Puji Rahmawati (Puput_jeje) X1
1012050_206890486170310_1860293917_n (1).jpg

Author

Didunia ini kita akan menemukan banyak ilusi. Dan membaca akan menghilangkan ilusi tersebut dari kehidupanmu, semoga artikel yang bisa kami paparkan bisa bermanfaat bagi anda. Terima Kasih Telah Mengunjungi Web Resmi kami.Salam dari kami segenap pengurus Zona Ekspresi

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2015 zona ekspresi.Designed by SMA N 1 PADANGAN

Back To Top